Senin, 10 Januari 2011

Artika Sari Devi


Profil

Nama: Artika Sari Devi  
Tanggal lahir: 29 Sep 1979
Status: Menikah 
Zodiak: Libra
Lahir di: Pangkal Pinang  
Debut: Putri Indonesia 2004
Ada kaitan dengan: Baim
 
Jumat 6 Agustus 2004 menjadi hari paling bersejarah bagi Artika Sari Devi atau yang akrab disapa Tika ini. Hari itu, ia dinobatkan sebagai Putri Indonesia 2004.

Oleh dewan juri yang terdiri dari Kusuma Dewi Sutanto, Alya Rohali, Rizal Malarangeng, Rhenald Kasali, dan Peter F. Saerang, putri sulung pasangan Poppy Dyah dan Koesmayadi itu dianggap paling memenuhi standar kriteria sebagai Puteri Indonesia yakni Tiga B (brain, beauty, behavior).

Alumnus UII dan UGM Yogyakarta ini membuat kehebohan besar atas keikutsertaannya di ajang pemilihan Miss Universe 2005 di Thailand. Tika tak hanya menjadi peserta peninjau seperti Putri-Putri Indonesia sebelumnya.

Dia menjadi peserta penuh. Di satu sisi, hal yang dilakukan Tika mengundang pujian dan kebanggaan bagi sebagian masyarakat. Di sisi lain juga ada yang bersikap sebaliknya.

Dengan keyakinan dan tekad yang kuat, pengagum berat R.A. Kartini dan Margareth Tacher ini, tak mempedulikan hujatan yang datang. “Saya hanya ingin memperkenalkan dan mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional,” ujar Tika ketika itu menanggapi kontroversi yang menderanya.

Seperti kontestan Miss Universe lainnya, Artika Sari Devi juga mengikuti kontes baju renang. Menghormati budaya Indonesia, panitia tidak meminta Artika mengenakan bikini. Terhambatnya keberangkatan Putri Indonesia ke ajang Miss Universe adalah karena kontroversi kontes baju renang.

Sesi penilaian kemolekan tubuh itu dinilai beberapa pihak tidak sesuai dengan budaya bangsa. Namun apa mau dikata, jika Artika sudah tercatat sebagai peserta maka semua tahapan harus dilaluinya. Ya, termasuk kontes baju renang tadi.

Artika sendiri merasa tidak terlalu masalah menggunakan baju renang pada ajang Miss Universe, apalagi keikutsertaannya juga didukung penuh oleh keluarga. "Mengikuti miss Universe adalah salah satu cara yang baik untuk mempromosikan Indonesia. Banyak negara muslim yang mengikuti ajang ini. Keluarga saya juga merasa hal ini (kontes pakaian renang) tak menjadi masalah," ujar Tika.

Selain baju renang, pakaian lain yang  dikenakan Artika selama kontes diboyong dari Indonesia. Untuk kontes evening gown dan national costume, ia menggunakan rancangan desainer Indonesia Anna Avanti. Rancangannya merupakan modifikasi unsur Indonesia dengan gaya modern.

Persiapan Putri Indonesia 2004 ini ke Bangkok, Thailand, untuk mengikuti karantina Miss Universe tak hanya itu saja. Selama dua bulan terakhir, ia juga intensif dipersiapkan secara fisik dan mental oleh Yayasan Putri Indonesia.

Setiap hari, ia belajar bahasa Inggris dengan native speaker, mengikuti kursus kepribadian dengan Okky Asokawati, sampai menjalani perawatan tubuh lengkap dari ujung rambut ke ujung kaki.

Keyakinan Tika ternyata berbuah manis. Meski sempat dihebohkan atas peredaran foto-foto seorang waria yang mirip dirinya, Tika menjawab segala macam kontroversi dengan prestasi. Ia menjadi satu-satunya wakil Asia yang menembus babak 15 besar.

Bahkan oleh sesama kontestan dari 81 negara, Tika dinobatkan sebagai Miss Congenality, peserta yang dianggap paling ramah dan banyak membantu peserta lain. Meski tidak menjadi pemenang, ia telah membuat terobosan baru.

“Perempuan Indonesia yang ikut kontes Miss Universe modalnya bukan cuma 3B (beauty, brain, behavior) tapi 4B. B satu lagi untuk brave, keberanian, menentukan langkah,” kata Tika.

Buah dari prestasinya di ajang internasional itu, Tika mendapat sejumlah tawaran menggiurkan. Sewaktu masih di Bangkok, ia ditawari sejumlah proyek oleh Grammy Entertainment, perusahaan hiburan terbesar di Thailand, yang memiliki 12 stasiun radio dan televisi. “Saya ketemu langsung dengan CEO-nya, Mr. Paiboon Kiertdamrongchai,” ujar Tika.

Selain Grammy, Tika juga bertemu dengan Tadashi Shoji, desainer pakaian resmi Miss Universe 2005, yang menawari sesi pemotretan di New York. Tika juga sempat berdiskusi dengan seorang juri Miss Universe 2005, Kevin S. Bright, produser eksekutif dan sutradara beberapa episode serial Friends.

Setelah mendengar pengalaman dan wawasan Artika, produser eksekutif serial Veronica’s Closet, Jesse, dan Joeyini pun mengajaknya ke lokasi syuting, di Los Angeles. “Saya diminta main ke tempat kerjanya, siapa tahu bisa main di salah satu episode,” ceritanya.

Ngomong-ngomong soal film, ternyata Tika memang dekat dengan dunia yang satu ini. Tapi Tika lebih senang kerja di belakang layar. Maklum, sejak kecil pemilik tinggi badan 170 sentimeter ini memang ingin menjadi seorang sutradara film. Makanya, ia begitu menghargai orang-orang di balik produksi film.

“Dunia audio visual  itu kaya akan kreativitas. Masing-masing sutradara punya ciri untuk mengeksplor suatu cerita,” ujar Tika.

Tika sebenarnya pernah menjadi asisten sutradara sebuah film independen berjudul Semusim yang Terlambat, buatan Avenue Production dari kampus Akademi Komunikasi. Tika juga pernah terlibat dalam pembuatan film berdurasi 29 menit berjudul Jogja Needs a Hero, bahkan ikut menyumbangkan suara untuk soundtrack-nya yang berjudul Berlalu. 

Awalnya, publik memang mengenal Tika sebagai Puteri Indonesia 2004, dan menjadi wakil Indonesia dalam pemilihan Miss Universe 2005. Tapi dunia film nun jauh di Eropa mengenal Tika sebagai pemain film dengan prestasi moncer.

Meski film yang dibintanginya, Opera Jawa, tak terlalu terdengar gaungnya di dalam negeri, film garapan sutradara Garin Nugroho itu mengantarkan Tika dua kali menerima penghargaan sebagai aktris terbaik dari Festival Film Nantes, Prancis, 2006, dan Festival International Film Independent Bruxelles ke-35 di Brussel, Belgia, pada 4-9 November 2004.

Saat meraih gelar sarjana hukum dari UII Yogyakarta, Tika berhasil mendapatkan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,49 dengan waktu tempuh kurang dari empat tahun.

Prestasi ini juga menjadi modal melanjutkan S-2 hukum bidang kenoktariatan ke UGM. Latar belakang pendidikannya itu juga yang membuat Tika mendapat tawaran bergabung dengan dua kantor pengacara ternama, Hotman Paris Hutapea dan Adnan Buyung Nasution.

Tapi sampai saat itu Tika belum mengiyakan ajakan keduanya. Tika justru ingin bekerja di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) setelah menyelesaikan kuliah S-2-nya.

Seiring dengan terpilihnya Putri Indonesia 2005, tugas Tika sebagai Putri sudah berakhir. Ia mengaku akan tetap menjaga imejnya sebagai Putri Indonesia dengan banyak melakukan berbagai kegiatan sosial seperti saat ia masih bertugas sebagai Puteri Indonesia.

Kebetulan, sebelum menjadi Puteri Indonesia, Tika senang melakukan berbagai kegiatan sosial. Tika terlibat dalam kegiatan-kegiatan menggencarkan minat membaca pada masyarakat. Bersama teman-teman semasa kuliahnya di Yogya, ia pernah membina program Rumah Baca, tempat masyarakat dapat meminjam dan membaca buku sepuasnya. Bahkan ia juga mendirikan rumah baca di Papua.

Tika juga sangat mencintai dunia anak-anak, tak heran jika di masa kecilnya ia pernah punya cita-cita menjadi guru. “Saya pernah menjadi tenaga pengajar sukarela pada tahun terakhir kuliah di Yogyakarta,” ujarnya.

Komitmen untuk terus membantu anak Indonesia juga ditunjukkan dengan kesediaannya diangkat menjadi anggota kehormatan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) yang diketuai oleh Seto Mulyadi.

Sekarang, Tika sudah tidak terikat kontrak ekslusif dengan Yayasan Puteri Indonesia atau Mustika Ratu. Kesempatannya berkiprah dan mewujudkan berbagai obsesinya di berbagai bidang termasuk dunia hiburan semakin terbuka lebar.

Sabtu 23 Agustus 2008, Tika resmi menjadi Nyonya Baim, setelah menikah dengan bekas vokalis Ada Band, Ibrahim Imran alias Baim. "Saya sebenarnya ingin merambah dunia film internasional," katanya. Niat itu kian kencang setelah sutradara Iran beken, Bahman Ghobadi (Turtles Can Fly, 2004), menawari Tika bermain dalam filmnya.

Tapi, karena jadwalnya berbenturan dengan kesibukannya mempersiapkan pernikahan, Tika terpaksa menolak tawaran itu. Apalagi Tika juga serius dengan studi kenotarisan, yang kini hampir dirampungkannya di Universitas Gadjah Mada.

Meski impiannya go international melalui film Ghobadi belum tercapai, Tika tak terlalu kecewa. Ia kemudian menikmati masa bulan madunya bersama Baim. "Ternyata dia lebih jago masak daripada saya," katanya dengan senyum lepas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar